Pages

Sunday, December 29, 2013

MAKALAH PENGANTAR TEKNOLOGI INFORMASI BASIS BILANGAN


MAKALAH PENGANTAR TEKNOLOGI INFORMASI
BASIS BILANGAN


DI SUSUN:
1.      M. Rizky Hidayat (13540098)
2.      M. Shaumudin (13540099)
3.      M. Syafiq (13540100)
4.      M. Umar (13540101)
5.      Nadidah Ayu Safitri  (13540102)
6.      Nadiya Ramaedar (13540103)

IAIN Raden Fatah Palembang
Tahun Ajaran 2013


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan pertolongan-Nya kami dapat menyelesaiakan makalah yang berjudul ‘Sistem Bilangan Basis’. Meskipun banyak rintangan dan hambatan yang kami alami dalam proses pengerjaannya, tapi kami berhasil menyelesaikannya dengan baik.
Tak lupa kami mengucapkan terimakasih kepada guru pembimbing yang telah membantu kami dalam mengerjakan makalah ini Tentunya ada hal-hal yang ingin kami berikan kepada masyarakat dari hasil makalah ini. Karena itu kami berharap semoga karya ilmiah ini dapat menjadi sesuatu yang berguna bagi kita bersama.
            Dalam karya tulis ilmiah ini kita dapat mengetahui tentang Sistem Bilangan, teori bilangan basis, mengonversi bilangan tersebut, serta cara mengoperasikannya.
            Semoga karya ilmiah yang kami buat ini dapat membuat kita mencapai kehidupan yang lebih baik lagi.



Palembang,  Oktober 2013

                                                                                                                Penulis


ii
                                                                     BAB I
PENDAHULUAN
1.      Latar Belakang
Seperti yang kita ketahui, didalam computer terdapat beberapa penulisan sistem bilangan. Seperti Bilangan Biner yang berbasis 2, Bilangan Decimal yang memiliki 10 basis. Bilangan octal yang memiliki 8 basis, dan bilangan Heksadesimal yang memiliki 16 basis. Yang terkadang membuat kesulitan sebagian orang.
2.      Tujuan
Tujuan di tulisnya makalah agar kita dapat mengetahui lebih lanjut mengenai sistem bilangan biner, desimal dan hexadesimal
3.      Manfaat
Manfaat pembuataan makalah ini adalah untuk bisa memahami lebih dalam tentang sistem bilangan itu sendiri.










                                                                                                                                               



1

PEMBAHASAN
BAB II
1.      Pengertian Sistem Bilangan
Sistem bilangan adalah suatu cara untuk mewakili besaran dari suatu besaran fisik. Sistem bilangan menggunakan bilangan dasar atau disebut juga dengan basis.
Sistem Bilangan basis terbagi menjadi 4 teori, yaitu :
a.       Sistem Bilangan Basis Desimal
b.      Sistem Bilangan Basis Biner
c.       Sistem Bilangan Basis Oktal
d.      Sistem Bilangan Basis Heksadesimal

A.    SISTEM BILANGAN DESIMAL
Sistem Bilangan Desimal adalah system bilangan yang memiliki 10 simbol, yaitu: 0,1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9. System bilangan berbasis 10 karena memiliki 10 digit. Setiap digitnya memiliki nilai yang berbeda. Bentuk nilainya dapat berupa integer, decimal, ataupun pecahan.
Contoh :
SisBilDes
Misalnya: 2745,21410 = (2 x 103) + (7 x 102) + (4 x 101) + (5 x 100) + (2 x 10-1) + (1 x 10-2) + (4 x 10-3)





                                                                                                                                    2
B.     SISTEM BILANGAN BINER
Sistem bilangan biner memiliki 2 simbol yaitu 0 dan 1. Sistem biner juga sering disebut sistem bilangan berbasis  2 karena memiliki dua bit. Setiap bit memiliki nilai tempat yang berbeda.

SisBilBin

Jadi : 1011,1012 = (1x23) + (0x22) + (1x21) + (1x20) + (1x2-1) + (0x2-2) + (1x2-3) = 8 + 0 + 2 + 1 + 0,5 + 0 + 0,125 = 11,62510
C.     SISTEM BILANGAN OKTAL
Sistem bilangan oktal adalah sistem bilangan berbasis  8, oleh karena itu ia memiliki delapan digit, yaitu: 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7. Nilai tempat bilangan oktal sbb.:

SisBilOk





                                                                                                                                                3
Misal
235,18 = (2 x 82) + (3 x 81) + (5 x 80) + (1 x 8-1)
                = 157,12510
D.    SISTEM BILANGAN HEKSADESIMAL
Sistem bilangan hexadesimal adalah sistem bilangan berbasis 16, oleh karena itu ia memiliki 16 digit, yaitu:
0,1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, A, B, C, D, E, F. Huruf-huruf A, B, C, D,  E dan F secara berturut-turut bernilai 10, 11, 12, 13, 14, 15.
Misalnya 456716 dan 24CE16 adalah contoh bilangan hexadesimal.
Sebagai contoh:
(3C5,A)16 = 3 x 162 + 12 x 161 + 5 x 160 + 10 x 16-1
     = (965,0625)10
                                                  BAB III
B. KONVERSI BILANGAN
Konversi bilangan desimal ke sistem biner diperlukan dalam menerjemahkan keinginan manusia kedalam kode-kode yang dikenal oleh sistem digital, terutama komputer digital.
Konversi dari biner ke desimal diperlukan untuk menterjemahkan kode hasil pengolahan sistem digital ke informasi yang dikenal oleh manusia. Pengubahan  (konversi) dari biner ke oktal dan heksadesimal dan sebaliknya merupakan  pengantara konversi dari/ke biner ke/dari desimal.
Konversi ini banyak dilakukan karena disamping cacah angka biner yang disebut juga  "bit", singkatan dari "binary digit", jauh lebih besar dibandingkan dengan angka-angka pada  sistem oktal dan heksadesimal, juga karena konversi itu sangat mudah.                  

   4

1.      Konversi Bilangan Biner ke/dari Desimal
a.      Konversi bilangan biner ke decimal

              Seperti yang dikatakan pada artikel sebelumnya, bahwa sistem bilangan biner       merupakan bilangan yang berbasiskan 2 (X2), sehingga digunakan 2X untuk mengkonversikannya kedalam bentuk bilangan desimal.

Contoh:
11102 = ……….. 10
11102
= (1 x 23) + (1 x 22) + (1 x 21) + (0 x 20)
= 8 + 4 + 2 + 0
= 1410

1001,01012 = ……….. 10
Bagian bilangan bulat = 10012
Nilai desimalnya = (1 x 23) + (0 x 22) + (0 x 21) + (1 x 20) = 8 + 0 + 0 + 1 = 910
Bagian bilangan pecahan = 0,01012
Nilai desimalnya = (1 x 2-1) + (0 x 2-2) + (0 x 2-3) + (1 x 2-4) = 0,312510
1001,01012 = 910 + 0,312510 = 9,312510

b. Konversi bilangan desimal ke biner

           Sedangkan untuk mengkonversi bilangan bulat desimal ke dalam bentuk bilangan biner, dilakukan dengan cara membagi secara berulang-ulang bilangan desimal tersebut dengan angka 2 sampai bilangan desimal tersebut tidak dapat dibagi lagi. Sisa dari setiap pembagiannya merupakan hasil bit yang didapat. Untuk mengkonversi bagian bilangan pecahannya, dilakukan dengan cara mengalikan bilangan pecahan tersebut secara berulang-ulang dengan angka 2 sampai hasil kalinya sama dengan 0 atau hasilnya berulang. Bilangan didepan koma (carry) dari hasil perkalian adalah hasil bit yang didapat.

                                                                                                                                                5

Contoh:
62510 = ……….. 2
625 / 2
= 312
 Sisa 
1 (LSB)
312 / 2
= 156
0
156 / 2
= 78
0
78 / 2
= 39
0
39 / 2
= 19
1
19 / 2
= 9
1
9 / 2
= 4
1
4 / 2
= 2
0
2 / 2
= 1
0
1 / 2
= 0
1 (MSB)
62510 = 10011100012

13,37510 = ……….. 2
Bagian bilangan bulat = 1310
  13 / 2 = 1 (LSB)
  6 / 2   = 0
  3 / 2   = 1
  1 / 2   = 1 (MSB)
Jadi, nilai biner dari 1310 = 11012
Bagian bilangan pecahan = 0,37510
  0,375 x 2 = 0,75 dengan carry 0 (LSB)
  0,74 x 2 = 0,5 dengan carry 1
  0,5 x 2 = 0 dengan carry 1 (MSB)
Jadi, nilai biner dari 0,37510 = 0,0112
13,37510 = 11012 + 0,0112 = 1101,0112

                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                6
2.      Konversi Bilangan Oktal ke/dari Desimal atau Biner
a.       Konversi bilangan oktal ke decimal
Seperti yang dikatakan pada artikel sebelumnya, bahwa sistem bilangan oktal merupakan bilangan yang berbasiskan 8 (X8), sehingga digunakan 8X untuk mengkonversikannya kedalam bentuk bilangan decimal

Contoh:
11618 = ……….. 10
11618
= (1 x 83) + (1 x 82) + (6 x 81) + (1 x 80)
= 512 + 64 + 48 + 1
= 62510

137,218 = ……….. 10
Bagian bilangan bulat = 1378
Nilai desimalnya = (1 x 82) + (3 x 81) + (7 x 80) = 64 + 24 + 7 = 9510
Bagian bilangan pecahan = 0,218
Nilai desimalnya = (2 x 8-1) + (1 x 8-2) = 0,25 + 0,015625 ≈ 0,26510
137,218 = 9510 + 0,26510 = 95,26510

     b. Konversi bilangan desimal ke octal
                Sedangkan untuk mengkonversi bilangan bulat desimal ke dalam bentuk bilangan              
         oktal, cara yang digunakan sama seperti pada konversi bilangan desimal ke biner,
        namun bilangan pembagi pada bilangan oktal adalah angka 8, karena sistem bilangan
        oktal adalah bilangan dengan basis delapan. Untuk mengkonversi bagian bilangan
        pecahannya, dilakukan dengan cara mengalikan bilangan pecahan tersebut secara
        berulang-ulang dengan angka 8 sampai hasil kalinya sama dengan 0 atau hasilnya
        berulang. Bilangan didepan koma (carry) dari hasil perkalian adalah hasil bit yang   
        didapat.


                                                                                                                                                                                                                                                                                                7
Contoh:
62510 = ……….. 8
625 / 8
= 78
 Sisa 
1 (LSD)
312 / 8
= 9
6
156 / 8
= 1
1
78 / 8
= 0
1 (MSD)
62510 = 11618

73,7510 = ……….. 8
Bagian bilangan bulat = 7310
  73 / 8 = 1 (LSD)
  9 / 8   = 1
  1 / 8   = 1 (MSD)
Jadi, nilai biner dari 7310 = 1118
Bagian bilangan pecahan = 0,7510
  0,75 x 8 = 0 dengan carry 6
Jadi, nilai biner dari 0,7510 = 0,68
73,7510 = 1118 + 0,68 = 111,68

c. Konversi bilangan oktal ke biner

          Mengkonversi bilangan oktal ke bilangan biner caranya lebih mudah dibandingkan dengan mengkonversi bilangan oktal ke bilangan desimal, yaitu dengan cara mengkonversi setiap satu digit bilangan oktal kedalam bentuk 3-bit binernya                        .
Contoh:
11618 = ……….. 2
1
1
6
1
001
001
110
001
11618 = 10011100012

                                                                                                                                                8

374,268 = ……….. 2
3
7
4
,
2
6
011
111
100
,
010
110
374,268 = 11111100,010112

d. Konversi bilangan biner ke octal
              Untuk mengkonversi bilangan biner ke bilangan oktal, caranya adalah dengan mengelompokan bilangan biner yang bersangkutan menjadi 3-bit mulai dari LSB (bagian paling kanan untuk bilangan bulat dan bagian paling kiri untuk bilangan pecahan) lalu mengkonversi setiap 3-bit bilangan biner tersebut kedalam bentuk bilangan oktalnya.

Contoh:
10011100012 = ……….. 8
001
001
110
001
1
1
6
1
10011100012 = 11618

1110100,01001112 = ……….. 8
001
110
100
,
010
011
100
1
6
4
,
2
3
4
1110100,01001112 = 164,2348

3.      Konversi Bilangan Heksadesimal ke/dari Desimal atau Biner
a.       Konversi bilangan heksadesimal ke decimal
 Seperti yang dikatakan pada artikel sebelumnya, bahwa sistem bilangan oktal merupakan bilangan yang berbasiskan 16 (X16), sehingga digunakan 16X untuk mengkonversikannya kedalam bentuk bilangan desimal.


                                                                                                                                               
9
Contoh:                                                                                  
27116 = ……….. 10                                                                               
27116
= (2 x 162) + (7 x 161) + (1 x 160)

= 512 + 112 + 1
= 62510
1E0,2A16 = ……….. 10                         
Bagian bilangan bulat = 1E08
Nilai desimalnya = (1 x 162) + (14 x 161) + (0 x 160) = 256 + 224 + 0 = 48010
Bagian bilangan pecahan = 0,2A8
Nilai desimalnya = (2 x 16-1) + (10 x 16-2) = 0,125 + 0,0390625 ≈ 0,16410
1E0,2A16 = 48010 + 0,16410 = 480,16410

b.      Konversi bilangan desimal ke heksadesimal
Untuk mengkonversi bilangan bulat desimal ke dalam bentuk bilangan heksadesimal, cara yang digunakan sama seperti pada konversi bilangan desimal ke biner atau oktal, namun bilangan pembagi pada bilangan heksadesimal adalah angka 16, karena sistem bilangan heksadesimal adalah bilangan dengan basis enam-belas. Untuk mengkonversi bagian bilangan pecahannya, dilakukan dengan cara mengalikan bilangan pecahan tersebut secara berulang-ulang dengan angka 16 sampai hasil kalinya sama dengan 0 atau hasilnya berulang. Bilangan didepan koma (carry) dari hasil perkalian adalah hasil bit yang didapat.
Contoh:
62510 = ……….. 16
625 / 16
= 39
 Sisa 
1 (LSD)
312 / 16
= 2
7
156 / 16
= 0
2 (MSD)
62510 = 27116
82,2510 = ……….. 16
Bagian bilangan bulat = 8210
  82 / 16 = 2 (LSD)
  5 / 16   = 5 (MSD)
Jadi, nilai biner dari 8210 = 5216                                                                                                                            10                         
Bagian bilangan pecahan = 0,2510
  0,25 x 16 = 0 dengan carry 4
Jadi, nilai biner dari 0,2510 = 0,416

82,2510 = 5216 + 0,416 = 52,416

c. Konversi bilangan heksadesimal ke biner
Mengkonversi bilangan heksadesimal ke bilangan biner caranya mirip seperti cara mengkonversi bilangan oktal ke bilangan biner, namun pada bilangan heksadesimal ada sedikit perbedaan, yaitu mengkonversi setiap satu digit bilangan heksadesimal ke dalam bentuk 4-bit binernya.
Contoh:
27116 = ……….. 2
2
7
1
0010
0111
0001
27116 = 10011100012

17E,F616 = ……….. 2
1
7
E
,
F
6
0001
0111
1110
,
1111
0110
17E,F616 = 101111110,11110112

d. Konversi bilangan biner ke heksadesimal
 Untuk mengkonversi bilangan biner ke bilangan heksadesimal, caranya adalah dengan mengelompokan bilangan biner yang bersangkutan menjadi 4-bit mulai dari LSB (bagian paling kanan untuk bilangan bulat dan bagian paling kiri untuk bilangan pecahan) lalu mengkonversi setiap 4-bit bilangan biner tersebut kedalam bentuk bilangan heksadesimalnya.
                                                                                                                                               
                                                                                                                                                


11
Contoh:
1011010110110010112 = ……….. 16
0010
1101
0110
1100
1011
2
D
6
C
B
1011010110110010112 = 2D6CB16
1011001110,0110111012 = ……….. 16
0010
1100
1110
,
0110
1110
1000
2
C
E
,
6
E
8
1011001110,0110111012 = 2CE,6E816

BAB IV
C. OPERATOR ARITMATIKA, RELASI, LOGIKA
1. Pengertian Operator
Operator atau tanda operasi adalah suatu tanda atau simbol yang biasa dilibatkan dalam program untuk melakukan suatu operasi atau manipulasi. Operasi atau manipulasi mencakup ungkapan yang dibuat dari operand dan operator.
2. Macam-macam operator :
1. Operator aritmatika
Operator aritmatika digunakan untuk melakukan operasi matematika, seperti penambahan, pengurangan, pembagian, dan modulo (atau sisa pembagian).
Contoh penggunaan :
+ Operator penjumlahan (juga sebagai penyambung string)
- Operator pengurangan
* Operator perkalian
/ Operator pembagian
% Operator sisa pembagian                                                                                                                                                                                                                                                    
12
t1

2.      Operator Relasi / Hubungan
Operator relasi biasa digunakan untuk membandingkan dua buah nilai. Operator relasi menghasilkan kondisi BENAR atauSALAH.
Contoh penggunaan :
Sama dengan ( = )
Tidak sama dengan ( <> )
Lebih dari ( > )
Kurang dari ( < )
Lebih dari sama dengan ( >= )
Kurang dari sama dengan ( <= )
t2



                                                                                                                                                13

Pembanding Hasil

1>2
Dibaca
Salah
1<2
Dibaca
Benar
A==1
Dibaca
Benar, Jika A bernilai 1
Salah, Jika A tidak bernilai 1
‘A’ < ‘B’
Dibaca
Benar karena kode ASCH untuk karakter ‘A’
Kurang dari kode ASCH untuk karakter ‘B’
Kar== ‘Y’
Dibaca
Benar jika ka berisi ‘Y’
Salah, jika kar tidak berisi ‘Y’
3. Operator Logika
Operator logika biasa digunakan untuk menghubungkan dua buah ungkapan kondisi menjadi sebuah ungkapan kondisi. Operator-operator ini berupa :
t3
Contoh Penggunaan :
t4                    14
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
         Dari makalah yang dapat disimpulkan bahwa dalam sistem penulisan bilangan komputer terdapat beberapa sistem penulisan, yaitu: sistem bilangan biner, sistem bilang desimal dan sistem bilangan hexadesimal.Beberapa sistem ini sangat diperlukan dalam penulisan bilangan komputer, terutama sistem bilangan biner, kerena sistem bilangan ini merupakan dasar dari penulisan sistem bilangan lain.

B. Saran
       Sebagai siswa yang mendalami bidang komputer hendaknya kita memahami penulisan sistem bilangan karena sistem bilangan merupakan hal yang penting dalm dunia komputer.

















                                                                                                                                                15


III. Daftar Pustaka
3.      ftp.gunadarma.ac.id/.../SISTEM%20BILANGAN.doc

























16
Daftar isi
Halaman
JUDUL                                                   .................................................................   i
KATA PENGANTAR                            ................................................................   ii
Daftar Isi                                                 ................................................................   iii
BAB 1 PENDAHULUAN                      ................................................................   1
1.1 Latar Belakang                                  ................................................................   1
1.2 Tujuan Penulisan                                ...............................................................   1
1.3 Manfaat                                              ...............................................................   1
PEMBAHASAN                                      ...............................................................   2
BAB II Pengertian Sistem Bilangan        ...............................................................   2
2.1 Sistem Bilangan Desimal                  ................................................................   2
2.2  Sistem Bilangan Biner                      ................................................................   3
2.3  Sistem Bilangan Oktal                      ................................................................   3
2.4 Sistem Bilangan Heksadesimal        .................................................................   4
BAB III Konversi Bilangan                    ................................................................   4
3.1 Konversi Bilangan Biner ke/dari Desimal   .....................................................   5
3.2 Konversi Bilangan Oktal ke/dari Desimal atau Biner   ...................................    7
3.3 Konversi Bilangan Heksadesimal ke/dari Desimal atau Biner   ......................    9
BAB IV Operator Aritmatika, Relasi, Logika   ......................................................  12
4.1 Pengertian Operator                          .................................................................  12
4.2 Macam-macam Operator                   ................................................................  12
BAB V PENUTUP                                  ................................................................  15
5.1 Kesimpulan                                        ................................................................  15
5.2 Saran                                                  ................................................................  15
DAFTAR PUSTAKA                              ...............................................................   16






                                                                                                                                                iii






MAKALAH PENGANTAR TEKNOLOGI INFORMASI
BASIS BILANGAN










                                                                                                                                                                                                                                                                                               

bilangan.html#ixzz2gY9Is6Aa
2.      http://angrywithriang.blogspot.com/2013/05/mengkonversi-bilangan-decimal-ke-biner.html
3.      ftp.gunadarma.ac.id/.../SISTEM%20BILANGAN.doc

0 comments:

Post a Comment